Tuesday 4 September 2012

Perilaku Kesehatan

Do you want to share?

Do you like this story?

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)
Faktor perilaku sering dijadikan alasan dan kambing hitam, kegagalan rencana kerja atau kegiatan. Seringkali hasil evaluasi, menjadikan faktor perilaku sebagai determinan kegagalan mencapai target. Berikut beberapa tulisan terkait pengertian dan aspek yang mempengaruhi perilaku.

Perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi. Faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.



Pendapat lain menyatakan, perilaku adalah segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang. Antara pelaku dan aksi terdapat hubungan yang implisit, sehingga perilaku dapat diubah melalui proses belajar. Sikap mempunyai pengaruh penting terhadap perilaku. Sikap tidak dapat diamati secara langsung tetapi sikap hanya dapat diraba melalui perilaku.

Perilaku dapat diartikan, merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon. Teori ini dikemukakan oleh Skinner, dan disebut dengan teori Stimulus-Organism-Response. Berdasarkan teori ini perilaku manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka.

Perilaku tertutup (covert behavior) terjadi bila respon terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk covert behaviour yang diukur adalah pengetahuan dan sikap. Sedangkan perilaku terbuka terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktek yang dapat diamati orang dari luar.

Terdapat teori lain yang menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga yang dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau melakukan tindakan

Perilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor individual, seperti kecakapan, kepribadian, persepsi dan pengalaman. Karakteristik perilaku adalah perilaku adalah akibat, perilaku diarahkan oleh tujuan, perilaku dapat diamati dan diukur, perilaku dapat dimotivasi. Perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan artinya perilaku umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu.

Proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, Faktor internal tersebut meliputi kecerdasan, persepsi, motivasi , minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor eksternal meliputi objek, orang, kelompok dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.

Perilaku manusia dapat diukur melalui tiga ranah, yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (praktek). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman. Pengetahuan merupakan domain yang penting, sehingga seseorang yang melakukan tindakan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif terdiri atas enam tingkatan yaitu, tahu (know) sebagai tingkatan yang paling rendah, kemudian memahami (comprehension) adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar. Tingkatan berikutnya aplikasi (application) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Selanjutnya adalah analisis (analysis), merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi/objek ke dalam komponen-komponen. Tingkatan kelima merupakan tahap sintesis (synthesis) merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungakan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru ataupun menyusun suatu formula. Sedangkan tingkatan terakhir adalah evaluasi (evaluation), yang merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi.

Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai dari domain kognitif, yaitu si subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya, objek yang telah diketahui dan didasari sepenuhnya akan menimbulkan respon berupa tindakan (praktek).

Perilaku manusia cenderung bersifat holistik (menyeluruh) dari tiga aspek, yaitu: fisiologi, psikologi dan sosial yang saling mempengaruhi dan sulit untuk dibedakan. Oleh karena itu, faktor penentu/ determinan perilaku sulit dibatasi, karena perilaku merupakan resultante dari berbagai jenis faktor, baik internal maupun eksternal. Bila masalah perilaku ini dianalisis lebih lanjut, maka terdapat faktor lain yang secara tidak langsung turut berpengaruh. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah pengetahuan/ pengalaman, keyakinan, fasilitas, dan sosial budaya.

Perilaku memiliki tiga domain atau bidang. Ketiga bidang domain tersebut adalah cognitive domain (bidang pengetahuan), affective domain (bidang sikap), dan psychomotoric domain (bidang praktek/tindakan). Masing-masing mempunyai tingkat kemampuan (level of competency).

Domain pengetahuan adalah perilaku terjadi karena pertumbuhan perkembangan bakat, belajar/pengalaman. Pengetahuan atau kognitif ini merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Domain sikap adalah perilaku, dibentuk oleh tiga komponen pokok yaitu berpikir, keyakinan dan emosi. Domain praktek atau tindakan adalah wujud dari sikap menjadi perbuatan nyata yang memerlukan faktor pendukung.

Reference:
  • Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan . PT. Rineka Cipta, Jakarta
  • Green, L.W, dan Kreuter, M.W. 2000.Health Promotion Planning; An Educational and Environmental Approach, second edition, Mayfield Publishing Company, London.




YOU MIGHT ALSO LIKE

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)